Jeruk Dekopon - merupakan varietas jeruk yang berasal dari negeri Sakura (Jepang). Buah Jeruk Dekopon memiliki bentuk yg unik, yaitu memiliki benjolan di pangkal buahnya. Jeruk asal Jepang ini merupakan jeruk yang terbilang baru di Indonesia, sehingga jeruk ini masih jarang dan langka.
Walaupun berasal dari negeri Sakura, bukan berarti jeruk ini tidak bisa dibudidayakan dan tumbuh di Indonesia.
Jeruk ini sudah terbukti dapat tumbuh dan berbuah di Indonesia, contohnya di daerah Bandung yang sekarang terkenal menjadi salah satu daerah yang mempelopori keberhasilan menanam bibit jeruk dekopon yang dulu banyak diragukan oleh para pelaku usaha perjerukan.
Jeruk ini kini lebih dikenal dengan jeruk bandung parongpong ciwidey karena daerah tersebut merupakan salah satu penghasil buah jeruk asal Jepang ini.
Pada awalnya, banyak yang menentang dan meragukan bahwa bibit jeruk ini bisa beradaptasi di iklim indonesia, bahkan banyak juga yang beranggapan bahwa jeruk tersebut tidak bisa di kebunkan secara masal diindonesia. Setelah para petani di Bandung sukses dan berhasil membudidayakan jeruk tersebut, tentu kini pendapat tersebut telah dipatahkan dan tidak berlaku lagi.
Selain bobot buahnya yang berat, jeruk asal Jepang ini juga memiliki keunggulan lain, yakni NON BIJI. “jeruk memang selalu identik dengan biji didalamnya.
Akan tetapi itu tidak berlaku pada jeruk asal Jepang ini sebab jeruk ini menjadi salah satu bibit jeruk yang akan menghasilkan buah tanpa biji. Selain itu ada keunikan lain yang ada pada jeruk ini.
Biasanya kulit buah jeruk akan terasa pahit di lidah. lain halnya dengan kulit buah jeruk dekopon. karena bukan hanya dagingnya yang manis.
Sebab rasa kulit buah jeruk dekoponpun terasa manis. Jika anda pernah mencoba memakan kulit buah jeruk pastinya rasanya pahit. Tetapi lain halnya dengan kulit jeruk ini, yang mana rasa kulit buah jeruknya sangat manis.
Harga jual buah yang dihasilkan oleh bibit jeruk asal Jepang ini di pasaran mencapai angka Rp.80.000 per 1kg, Harga yang sangat fantastik untuk 1kg jeruk.
ketika jeruk lain cuma di bandrol Rp. 15.000 s/d Rp. 35.000 jeruk dekopon bisa di bandrol sampai dengan harga Rp. 80.000. Tentu ini menjadi peluang bisnis yang sangat menggiurkan bagi para petani jeruk maupun para penjual buah jeruk.
Kini beberapa pembisnis perjerukan banyak yang melirik jeruk jepang ini untuk dibudidayakan, karena memiliki prospek yang sangat bagus. Jeruk asal negeri sakura ini ditaksir akan menjadi primadona beberapa tahun kedepan.
Tetapi yang paling membuat petani jeruk sangat senang dan melirik untuk membudidayak jeruk ini adalah, dari bobot buah yang di hasilkan, yang mana bibit dekopon yang ditanam selama 24 bulan dari ketinggian awal 50cm pada area lepas dapat menghasilkan 1,3kg per 1buah.
bila dihitung secara matematis 1 buah jeruk dekopon setara harga RP. 100.000. angka tersebut hampir mendekati harga jual 1kg daging sapi.
Budidaya jeruk ini tidak begitu sulit, hal yang paling peting dalam budidaya jeruk ini adalah pemilihan bibit. Bibit yang ditanam harus benar - benar bibit yang terbukti unggul dan berkualitas baik, tetapi anda juga perlu berhati-hati karena ternyata jeruk dekopon ada yang kw! “biasanya jeruk dekopon yang kw tidak memiliki benjolan pada bagian ujung buah.
Secara fisik buah jeruk ini memiliki benjolan pada bagian pangkal buah dengan karakter buah “hampir mirip dengan buah pir". Agar tidak terjadi kesalah fahaman mengenai jeruk asal jepang ini, maka kami akan sedikit menjelaskan mengenai bibit jeruk dekopon kw dan apa penyebabnya bisa ada jeruk dekopon kw.
Munculnya buah jeruk dekopon kw biasanya berasal dari cara pembudidayaan, yang mana cara pembudidayaan yang kurang tepat akan menghasilkan jeruk yang bersifat berbeda dengan indukannya atau yang dikenal dengan mutasi genetik.
Faktor lingkungan ini yang paling mempengaruhi keberhasilan budidaya buah jeruk dekopon, lingkungan yang tidak sesuai biasanya menyebabkan hasil buah yang berbeda dengan indukannya.
Faktor budidaya juga mempengaruhi hasil buah yang berbeda, disarankan pembiakan dilakukan dengan cara vegetatif (cangkok/okulasi/tempel) dengan cara tersebut biasanya hasil buah akan mirip dengan indukan aslinya dibanding perbanyakan dengan menggunakan generatif (biji).
Pastikan indukan yang dipilih adalah indukan yang sudah benar - benar dewasa dan berbuah.
Karena bibit jeruk ini didatangkan dari negeri sakura maka bibit jeruk tersebut harus beradaptasi di iklim indonesia. namun yang paling sering terjadi mutasi genetik pada jeruk dekopon adalah dari cara pembudidayaannya seperti disebutkan datas.
Kebanyakan para petani bibit jeruk memperbanyak bibit jeruk ini dengan cara okulasi mata tunas. yang mana mata tunas ditempelkan pada bawahan jenis jeruk lain sebagai penopang hidup.
Kelemahan cara budidaya semacam ini, sering terjadi perubahan genetik jika induk yang digunakan masih belum cukup umur.
Bibit jeruk dekopon yang dibudidayakan dengan menggunakan induk muda akan mengakibatkan buah yang dihasilkan tidak memiliki mahkota buah.
Sedangkan bibit Buah jeruk dekopon yang dibudidayakan dengan menggunakan tunas yang sudah benar - benar dewasa dan berbuah akan menghasilkan buah yang disertai mahkota atau benjolan di pangkal buahnya yang menjadi ciri khas jeruk ini.
Ada perbedaan yang signifikan mengenai cara pembuahan didaerah ciwidey dengan parongpong. Petani di Parongpong menggunakan greenhouse pada proses pembuahan. Sedankan di ciwidey menanam bibit jeruk dekopon pada area lepas yang di gabungkan dengan sayuran atau dikenal juga dengan istilah tumpang sari.
Tidak hanya dapat tumbuh di dataran tinggi, Jeruk ini juga dapat ditanam didataran rendah, tetapi hasilnya tidak semaksimal ditanam di dataran tinggi. Pada usia 6 bulan sejak tanam jambu sudah bisa berbunga, tetapi baiknya buah pertama dibuang terlebih dahulu.
Karena bobot buah yang dihasilkan per 1 pohonnya sangat berat dan banyak, kemungkinan besar bila akar dan batang belum tua, tidak akan mampu menyangga buah yang dihasilkan. Jadi, sebaiknya buang bunga dan buah pertama sebelum usia tanaman 24 bulan sejak tanam.
Proses dari bunga menuju buah jeruk ini lebih lama dari jenis jeruk pada umumnya. Jeruk yang pada umumnya membutuhkan waktu 3 bulan dari bunga ke buah. Tetapi berbeda dengan jeruk asal Jepang ini yang cukup lama, yaitu skitar 5 bulan. Mungkin karena hasil buah yang berkuran jumbo disebabkan oleh proses dari bunga ke berbuah jeruk ini lebih lama.
Diperkiraakan bibit jeruk dekopon yang ditanam pada dataran tinggi mampu menghasilkan sekitar 40 sd 60 buah per 1 pohon dengan frekuensi panen 4 bulan 1 kali yang rata-rata bobot buah antara 0.6 s/d 1.3 kg.
Hasil panen tersebut merupakan bibit yang sudah ditanam selama 2 tahun dari awal penanaman, dengan tinggi bibit awal 40-50cm.
Jika masih pensaran dengan cara budidaya jeruk asal jepang ini, yuk simak video berikut :